Monday, March 18, 2013

kirani penjaga toko

Suatu hari, saya bertemu dengan rekan sesama hunter yang sedang berkunjung dikota saya. Ternyata pengalamannya mencari gadis gadis berjilbab sangat banyak, apalagi gadis2 penjaga toko yang ebrjilbab, namun bisa dipakai (bispak). Akhirnya saya diajak oleh Herry, rekan saya itu untuk diajari cara mencari gadis b ispak berjilbab. Katanya, yang penting kita berani kenalan. Kalo mereka udah mau diajak kenalan, dan juga mau diajak pulang bareng, sudah jelas mereka adalah gadis yang bisa dipakai. Akhirnya kami langsung menuju ke daerah timur kotaku, dimana banyak pertokoan.

Sesampainya di sana toko-toko sudah mau tutup, dan kami memasuki salah satu toko serba ada di sana. Langsung saja saya menuju counter pakaian, sambil berkeliling pura-pura mau membeli pakaian. Kebetulan toko sudah sepi karena mau tutup, dan pengunjungnya hanya beberapa orang. “Mau cari baju apa Mas?” tanyanya. Waktu saya lihat ke arah suara tadi, ternyata wanita penjaga counter yang cantik dan lugu. Jilbab seragam yang tipis dan halus dan baju kaos berkerah ketatnya membuatku hampir ngiler. “Ini Mbak, mau cari jeans ini yang nomor 32 ada nggak ya?” tanyaku. Si Mbak berjilbab itu pun mencarikan jeans yang saya maksud. Karena letaknya di bagian bawah, maka si Mbak berjilbab itu mencari dengan membungkukkan badan. Karena roknya yanga gak ketat, pantatnya yangs emok terlihat jelas didepanku, sampai terlihat alur celana dalamnya. “Wah gile bener nih.. semok banget.” Pikiran saya jadi ngeres nggak karuan lihat pemandangan di depan saya.
“Yang ini Mas?”, tanyanya.
“Oh.. ya..”, jawabku.
Lalu si Mbak berjilbab pun menuliskan bon untuk dikasihkan ke kasir.

“Mmm.. Mbak.. boleh tahu namanya?” tanyaku mengawali pembicaraan.
“Kirani”, katanya.
“Wawan”, kataku sambil mengulurkan tanganku.
“Ini Mas bonnya”, katanya.
“Makasih, mmh.. Mbak pulang jam berapa?” tanyaku.
“Ntar jam 9.30″, jawabnya.
“Ada yang nganter?” tanyaku lagi.
“sendirian, cuman dekat mas” tanya Kirani menantang.
“Wah, kebetulan, mau dianter?”, jawabku mantap.
“emm… boleh deh..” jawabnya sambil tersenyum. Waaaa ini dia mangsa baru jawab saya.

Tak lama kemudian ada pengumuman bahwa toko mau tutup, dan saya pun membayar barang belanjaan, dan menunggu bersama teman saya di luar di depan pintu tempat karyawan toko keluar. Tak lama kemudian terlihatlah Gadis berjilbab itu menuju ke arahku.
“Kelamaan nunggunya ya Mas?” tanyanya.
“Wah, kalau nunggu wanita secakep Kirani sih rasanya sangat lama”, kataku.
“Ah mas bisa aja..” kata Kirani sambil tersipu malu.
Kami bertiga pun meninggalkan toko tersebut.
“Emang Kirani rumahnya di mana?” tanyaku.
“Saya di Jalan S”, katanya.
“Oohh, okelah!” jawabku.

Kami pun menuju tempat parkir dan saya starter Katana tahun 90-an yang sudah menemani saya selama 5 tahun ini.
“Mas, saya turunin di sini Mas..” kata Herry saat mobil melewati panti pijat di Jalan S. Dan mobil pun kuhentikan, Herry turun langsung masuk ke panti pijat. Wah ini anak memang gila beneran.
“Itu sudah deket kok Mas, kost Kirani”, kata gadis berjilbab itu.
“Yah kiri, di situ.” katanya lagi.

Kami pun turun, saat di tempat kos penghuninya sudah tidur semua, tapi karena Kirani memiliki kunci sendiri, kami pun tak ada kesulitan untuk masuk. Aku berjalan dibelakangnya, menelan ludah melihat kemontokan pantat gadis manis berjilbab itu.
“silakan duduk dulu Mas!” kata gadis berjilbab itu.
Dan Kirani pun pergi ke dapur membuat minuman. Kamar Kirani ukurannya 3 X 4 meter, di dalamnya hanya ada televisi, VCD, sama kursi. Meja dan tempat tidur. Tempat tidurnya diletakkan di bawah di atas karpet. Kubuka2 koleksi VCD-nya, wah ini ada VCD xx-nya. Pas saya lihat 2 VCD, Gadis berjilbab itu pun masuk dengan membawakan segelas STMJ dan memakai kaos lengan panjang ketat, jilbab cekak biru dan rok panjang hitam berbahan halus.

“Wah, semakin kelihatan seksi nih anak”, pikirku.
“Nih diminum Mas, biar anget”, kata gadis berjilbab itu.
“Kirani.. kamu suka ya lihat film-film macem ginian?” tanyaku.
“emang itu VCD apa mas?” kata Gadis berjilbab itu sambil terlihat bngung. “Punya temen kost, kali…. Biasanya emang mereka suka nontn film disini kalo aku lagi kerja..” jawab gadis berjilbab itu lugu. Aku semakin bernafsu. Wah, kebetulan, bisa diajak nonton kayak gini.
“mas stel yah? Kali aja bagus..”kataku. .
“Yah, gapapa…” kata Kirani. .

Aku pun mulai menyalakan VCD dan menontonnya. Dasarnya VCD hardcore, langsung saja yang ditampilkan seorang wanita yang diikat tangan kakinya di ranjang dan ditutup matanya, disetubuhi oleh lelaki dengan nafsunya. “Ahh.. no.. no.. uhshh..” jerit wanita tersebut sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya. “waduh, kok film kayak gitu,mas…”, kata Kirani sambil kelabakan.
“udah, gapapa… kita tonton aja, yuk…” kataku sambil memegang pergelangan tangannya dan menariknya pelan duduk disampingku. Akihrnya Gadis berjilbab itu pun mau duduk di samping saya. Terlihat lagi kemudian ikatan tali itu dilepas, dan si wanita menungging, dan si lelaki berdiri di belakangnya, dan mulai menyetubuhinya dengan gaya ******. “Ohh.. yess.. ahh.. ahh.. yess.. yess..” jerit wanita tersebut.

Kiranipun terlihat serba salah. Cara duduknya berubah2, namun matanya terpaku kepada layar TV. Nampaknya gadis cantik berjilbab ini mulai menyukai seks. Pelan-pelan aku merangkul pinggulnya yang sekal. Gadis itu diam saja, sambil matanya tetap terpaku di layar TV. Pelan kutarik Kirani duduk semakin mendekat ke tubuhku, sampai dada Gadis berjilbab itu bergesekan dengan lenganku. Kirani diam saja. Dari bibir indahnya terdengar sedikit desahan pelan. Nafasnya juga mulai berat.
“Wah, kayaknya dia terangsang nih”, pikir saya. Kemudian adegan pun semakin seru, si wanita menggoyang maju mundurkan pantatnya mengimbangi laju kemaluan laki-laki tersebut ke dalam ke kemaluannya.
“Oohh baby, yess.. ahhk”, jerit wanita tersebut dan Gadis berjilbab itu pun semakin menggesekkan dadanya ke lenganku dan akhirnya saya beranikan diri untuk memegang dada Kirani, Gadis berjilbab itu tiba2 melihat padaku. Mata kami saling menatap. Kulihat matanya sayu penuh birahi. Aku remas dadanya,
“jangan mas..” rintih Kirani pelan. Namun aku tahu, itu hanya kata2 saja. Tubuhnya tidak benar2 berontak, dan tatapan matanya justru semakin sayu birah.. aku terus meremas dada ranumnya dari luar kausnya, dan perlahan ku beranikan diri untuk mencium bibir Kirani, beberapa saat, dibalas dengan ciuman pula oleh Gadis berjilbab itu.

Akhirnya saya dan Kirani pun terlibat dalam acara pagut memagut yang sangat seru. Jilbabnya sudah lusuh kuremasi. Lidah kami saling melilit satu sama lain. Kemudian kusibakkan kaos ketat lengan panjang Gadis berjilbab itu pelan2. Setelah kaosnya tersibak memperlihatkan bra yang menampung buas dada sekalnya, kuciumi lagi wajah gadis cantik berjilbab itu serta kurapihkan lagi jilbabnya yang sedikit berantakan. Aku benar2 terangsang dengan gadis2 yang memakai jilbab. Langsung saya menciumi bibirnya dengan ganas, “Mmm”, dan dibalas dengan ganas pula oleh Gadis berjilbab itu.

Kemudian Kirani pun mendesah, “Oohh.. shh.. shh”, dan kemudian saya buka kaitan bra Kirani dengan gigi saya dan terpampang di depan mata saya gundukan gunung kembar berbentuk kerucut dengan puncaknya berwarna merah muda milik gadis berjilbab cantik yang lugu itu. Langsung saya jilati dari lembah gunung kembar tersebut terus menuju ke puncaknya. “Aakhh.. okhh.. Mas.. shh.. jangann.. jangan Mas.. jangan.. jangan… hentikan Mas..” hanya kata itu yang keluar dari bibir Gadis berjilbab itu. Wah masih pura2 gak mau juga ni cewe, padahal udah2 jelas2 dia mau kok,. Tak lama kemudian ujung gunung kembar itupun berubah menjadi keras seperti penghapus pensil dan semakin keras saja. Selanjutnya habis mengerjakan tugas di puncak gunung, saya turun sedikit menuju lembah dan tepat di atas pusar saya jilati lagi.
“Wah tubuhmu memang lezat, Kirani, mmh.. slurpp”, kata saya sambil menjilat dan menghisap-hisap tubuh Kirani.
“Ahh.. shh.. ukhh.. ss..” desah Kirani.

Kemudian saya mulai menyibak rok panjang Kirani keatas dan membuka celana dalam warna kremnya. Dan akhirnya, saya langsung turun ke daerah selangkangan Kirani. Posisi Kirani sekarang tidur di sofa dengan jilbab rapi masih dikenakan, namun buah dadanya sudah terhidang rapi tanpa ditutupi apapun. kaki gadis cantik berjilbab itu mengangkang membentuk huruf M dan saya duduk di bawah dan menjilati pangkal paha Gadis berjilbab itu. “Mmm.. mm.. slurpp.. mmh.. saya jilati seluruh permukaan rambut di daerah segitiga terlarang tersebut di situ tumbuh dengan lebatnya rambut-rambut halus bagaikan hutan tropis Kalimantan sebelum kebakaran. Kujilati hingga rambut di situ basah semua, dan kemudian saya menuju ke bibir-bibir kemaluan Kirani. Kujilati bibir-bibir indah tersebut dengan ganasnya, “Okhh.. akkhh.. yess.. Mas.. ahh..” desah Gadis berjilbab itu sambil mengangkat pinggulnya.

Kemudian kusingkap kedua bibir untuk mengetahui rahasia di dalam kemaluan Kirani. Terlihat dengan jelas tonjolan daging yang ada di dalamnya dan kujilati dengan lidahku. “Ohh.. di situu terus Mas.. akhh.. oukhh.. akk”, jerit Gadis berjilbab itu saat saya jilati daging, yang biasa disebut klitoris.

Setelah menjilati daging tersebut, kumasukkan tanganku ke dalamnya terasa ada yang menyedot jariku. dan kugesek-gesekkan jari-jariku ke dalam kemaluan Kirani dan terasa daging yang bergelombang-gelombang di dalamnya. Mungkin ini yang disebut G-spot pikir saya. Langsung saja saya korek-korek daerah situ. Gadis berjilbab itu pun semakin tak terkendali, “Aahh.. sshh.. ohkk.. uhh.. yess, Mas Wawannn.. teruss.. ahkkh..” jerit Kirani semakin nggak jelas. Saya semakin memperbesar frekuensi mengobrak-abrik daerah tersebut, yang makin lama terasa semakin basah dan semakin menyedot-nyedot jariku. Tak lama kemudian, “Ohh.. Mas Wawany.. shh.. akkhh..” jerit Gadis berjilbab itu mengejang tanda mencapai klimaks, dan jariku di dalamnya pun semakin basah oleh semburan air dari dalam kemaluan Kirani. Kemudian saya keluarkan tangan saya dari cengkeraman kemaluan Kirani dan menciumi Gadis berjilbab itu. “Sudah puas sayang?” tanya saya. Gadis berjilbab itu pun tersenyum. Wajah lugunya yang masih etrbalut jilbab terlihat sangat puas.

Kemudian karena saya juga ingin dipuaskan, segera kubimbing Kirani duduk, dan saya langsung melepaskan celana sayan dan duduk di sofa, pelan saya tarik gadis cantik itu mendekat sampai wajahnya berada dihadapan ****** saya yang telah tegak perkasa.
“ayo, jilat jilat sayang..” kataku menyemangati sambil sedikit menarik jilbab Kirani agar wajahnya semakin mendekat ke ****** saya. dan Kirani pelan2 menjuurkan lidahnya, mulai menjilati kemaluan saya. Gadis berjilbab itu saya tuntun menjilat kantung kemaluan saya. Matanya sekali-kali melirik ke arah saya,s eolah ingin memastikan jilatannya memang memuaskan saya. Kemudian Kirani menjilati batangan saya yang 7 inchi menyusuri jejak urat-urat yang menonjol di situ. Saya cuma bisa bilang, “Ahh.. ohh.. shh”, saat Gadis berjilbab itu menjilati batangan saya. Kirani pun lalu mulai menjilati kepala kemaluan saya yang seperti helm astronot sambil memainkan lubangnya dengan lidah yang menari-nari di atasnya. kemaluan saya pun semakin tegang saja, dan kemudian Kirani mulai memasukkan dan mengeluarkan kemaluan saya di dalam mulut Gadis berjilbab itu dengan frekuensi tinggi, sehingga dengan gerak reflek saya maju mundurkan kemaluan saya sambil memegangi Gadis itu yang masih berjilbab. Setelah hampir 6 menit berlalu. Saya sudah merasa puas mengerjai wajah dan mulut Kirani, segera dengans edkit kasar saya hempaskan gadis berjilbab itu kembali terlentang disofa.

Kemudian kuambil kondom special bawaan dari jakarta. Ketika kukenakan di kemaluan, Kirani sempat tertawa mengikik. “lucu seperti ikan lele, ada sungutnya.” Kata gadis berjilbab itu dengan lugunya. Kirani terlihat sudah pasrah, bahkan terlihat tidak sabar dengan tidur telentang dan kaki Gadis berjilbab itu membentuk huruf M. kugesek2kan kepala penis saya untuk melumasinya sambil melontarkan pertanyaan kotor, “kamu udah gak perawan yah, Kirani?” wajahnya yang merah padam karena birahi terlihat menatapku tajam, namun lalu mengangguk. “dasar..” kataku, “ternyata kamu doyan ngentot yah.”
Langsung saya masukkan kemaluan saya ke dalam kemaluan Gadis berjilbab itu. Wah, ternyata masih seret juga nih lubangnya pikir saya. Dan dengan dorongan sedikit tenaga masuklah batang saya ke dalam cengkraman kemaluan Kirani. Saya dorong keluar masuk kemaluan saya ke dalam kemaluan Gadis berjilbab itu. “Aahh.. oohh.. shh.. akhh.. shh.. teruss.. Mas.. ahh..” desah Kirani semakin tak beraturan. Kemudian saya berhenti, kemaluan saya di dalam kemaluan Gadis berjilbab itu dan memainkannya seperti orang sedang menahan air pipis. “Ih.. kamu nakal.. Mas..” dan Kirani ganti membalasnya dengan perlakuan seperti saya. Saat Kirani melakukan hal tersebut, kemaluan Gadis berjilbab itu terasa menjepit-jepit seluruh batang kemaluan saya secara periodik, dan membuat saya tak bisa mengendalikan diri.

Kemudian saya genjot lagi kemaluan saya dan menggesekkan sungut-sungut pada kondom, sepertinya membuat sensasi tersendiri pada kemaluan Kirani, “Ahh.. oohh.. Mas Wawan.. sungut lelemu.. ohkss.. akk.. yes ahh.. ohkk..” jerit Kirani menikmati sungut lele dan Kirani pun menggoyangkan pinggulnya semakin kuat dan berbunyi kecipak-cipak saat saya memasuk-keluarkan kejantanan saya di dalam kewanitaan Gadis berjilbab itu yang makin basah.

Setelah 15 menit kemudian Kirani mendesah, “Mas Wawan.. ouchh.. akuu.. mmaauu.. akh, sampaii.” Tak lama kemudian terasa tumpahan cairan dari kemaluan Kirani membuat batang kemaluan saya panas dan terasa ada yang menghisap-hisap kemaluan saya yang membuat saya tak bisa mengendalikan diri, dan keluarlah lahar panas dari kemaluan saya pada kantong kondom di dalam kemaluan Gadis berjilbab itu. Kami berdua pun lemas dalam kenikmatan. Saya biarkan kemaluan saya di dalam kemaluan Kirani sampai hilang hisapan-hisapan dari kemaluan Gadis berjilbab itu. Kemudian kukeluarkan kemaluan saya dan saya lepas kondom dan saya berikan ke Kirani. “Nih, sumbangkan ke bank sperma”, kata saya. Gadis berjilbab itu pun tersenyum genit, dan pergi ke kamar mandi untuk membuang kondom tersebut. Kemudian kami pun tertidur dengan tubuh tanpa busana sampai keesokan harinya. Pagi hari ketika gadis berjilbab itu bangun dan membersihkan diri, segera kuserbu dia dari belakang dan kembali memberi gadis lugu berjilbab itu kenikmatan untuk kesekian kali. Sangat nikmat ternyata, memek seorang gadis penjaga toko berjilbab.

No comments:

Post a Comment